Pada jaman dahulu,
pada suatu pagi, dengan hembus angin sejuk, di daerah Tumapel. Tiba tiba
terlihat seorang pemuda yang sedang tergeletak tidur di teras rumah. Tak lama
kemudian seorang laki-laki tua menghampirinya.
(Loh Gawe) “Nak,
Bangunlah! Mengapa kau tidur disini? Apa yang terjadi padamu?”
(Ken Arok) “Maaf
Tuan, saya tidak sengaja tertidur disini. Semalam saya mabuk berat, dan
setelah itu, saya tidak ingat apapun lagi.”
(Log Gawe) “Perkenalkan
namaku Loh Gawe. Oh iya, Lebihbaik kau masuk ke rumahku dulu nak.”
(Ken Arok) “
Saya Ken Arok.”
Mereka
berdua berjalan memasuki rumah Loh Gawe.
Lohgawe
:”Duduklah Ken Arok, aku ingin menyampaikan sesuatu padamu.”
Ken Arok
:”Perihal apa tuan?”
Lohgawe
:”Aku sering mendengar namamu, bahwa engkau adalah pemuda yang gagah berani,
namun aku pula sering mendengar sifat burukmu.
Jikalau engkau mau berubah, aku siap membantumu. Aku memiliki tempat yang baik
untukmu.”
Ken Arok
:”Dimanakah tempat itu tuan?”
Loh Gawe
:”Ditempat itu engkau akan mengabdi kepada paduka Tunggul Ametung. Pemimpin
daerah Tumapel, ia sedang mencari pengawal pribadi, dan aku sangat yakin, kau
pasti diterima.”
Ken Arok
:”Bagaimana mungkin engkau dapat seyakin itu?”
Loh Gawe
:”Jangan panggil Tuan, panggil saja paman. Biar lebih akrab.”
Ken Arok
:”Baik Paman.”
Keesokan
harinya, Loh Gawe mengajak Ken Arok ke tumapel untuk diperkenalkan kepada
Tunggul Ametung
*Rumah tengah ruang istana*
Loh Gawe
:”Paduka, hamba sudah menemukan pengawal yang cocok untuk pengawal pribadi
Paduka, perkenalkan, namanya Ken Arok”
Ken Arok
:”Suatu kehormatan jikalau Paduka menerima hamba sebagai pengawal pribadi
Paduka.”
T.Ametung :”Aku
memang sedang membutuhkan pengawal pribadi, dan kau tidak perlu khawatir, Ken
Arok. Loh Gawe adalah orang kepercayaanku. Aku sangat percaya dengan pilihanya.
Maka kau ku teima menjadi pengawal pribadiku.”
Ken Arok
:”Terimakasih paduka, hamba berjanji akan bekerja sebaik mungkin.”
T.Ametung dan ken arok pun berjaba tangan
T.Ametung :”Ken
dedes, istriku! Kemarilah,”
K.Dedes
:”Iya, kanda. Tunggu sebentar.”
T.Ametung
:”Duduklah, disampingku adinda.”
Ken Arok
: (Berbisik kepada Loh Gawe) “Paman, cantik sekali wanita itu”
Loh Gawe
:”Memang, tetapi kau harus ingat Ken Arok, dia adalah istri paduka, Jadi jangan
memandanginya seperti itu.” (Berbisik)
Ken Arok
:”Baiklah paman.”
T.Ametung :”Ken
Arok, perkenalkanlah, ini istriku, Ken Dedes. Adinda, perkenalkan, ini
Ken Arok pengawal kanda yang baru.”
Ken Arok dan ken dedes berjaba tangan
Ken Arok
: (Kau benar benar cantik ken Dedes.)
*Di Dapur
Dayang 1
: “Sungguh tampan pria itu,siapa ya, kira kira namanya?” duh apalagi senyumnya
manis sekali. (Ekspresi terpesona)
Dayang 2
:”Kau ini kemana saja? Kau tidak tahu dia siapa?”
Dayang 1
:”Memangnya dia siapa? Kau tahu?”
Dayang 2
:”Jelaslah, aku tahu,aku kan, selalu tahu banyak hal, apalagi tentang pria
setampan dia.” (Senyum-senyum) Yaampun, benar benar tampan Pria itu”
Dayang
1
:”Cepatlah
katakan siapa dia. Kau pasti pura pura tahu saja kan? Padahal seseungguuhnya
kau tidak tahu dia siapa.”
Dayang 2
:”Siapa bilang? Dia itu adalah pengawal pribadi paduka tunggul ametung yang
baru!”
Dayang 1
:”Benarkah? Itu artinya dia akan tinggal disini? Berarti aku akan melihatnya
setiaphari. Senangnya...
haaaa.”
Dayang 2
:”Awas saja kalau ganjen didepannya”
Seorang dayang tiba-tiba datang menegur mereka berdua
Dayang 3
:”Kalian sedang membicarakan apa sih? Sepertinya asyik sekali. Oh yaampun!
Hidangannya belum matang? Kalian ini bagaimana sih, sebentar nanti makan
malam.”
Dayang 2
:”tenanglah sebentar, ini sebentar lagi selesai, tenang saja.”
Dayang 3
:” Tenang bagaimana? 15 menit lagi makan malam,cepat selesaikan.”
Dayang
1,2 :”Iya, iya berisik.”
*Beberapa hari kemudian
Sekelompok dayang tidak sengaja melihat ken Arok
sedang mengamati ken dedes dengan Khusyuk, dari kejauhan
Dayang 4
:” Hei, lihatlah! Sedang apa sih, si tampan itu?”
Dayang
5 :”Kau benar, sedang apa ken arok mengamati
yang mulia Ken dedes dengantatapan
seperti itu? Lihatlah dia sesekali tersenyum memandang
yang mulia”
Dayang 6
:”Kurasa dia sepertinya jatuh cinta kepada yang mulia Ken Dedes.”
Dayang 7
:”Kalian ini bicara apa, sudahlah lagi pula ini bukan urusan kita. Ayo! Lebih
baik kita kembali ke dapur”
*Di kamar
Ken Arok
: (Memandangi foto ken dedes)” Ken Dedes, andai saja kau miliku,beruntuung
sekali dia memilikimu. Bisa memandang wajah cantikmu setiap saat. Andai saja
aku adalah dirinya.”
Seperti
kebanyakan orang yang sedang jatuh cinta, Ken Arok pun ingin mencurahkan isi hatinya
kepada orang yang mungkin mau mendengarkan curhatnya tentang ken dedes, ken
arok pun menemui Loh Gawe.
Ken Arok
:”Paman, aku ingin cerita padamu tentang sesuatu.”
Loh Gawe
:”Apa itu ken Arok? Ayo ceritakanlah!”
Ken Arok
:”beberapa hari belakangan ini, aku selalu terpikir seorang wanita wajahnya
yang cantik, senyumnya yang manis membuat aku tak bisa tidur, sepertinya aku
jatuh hati padanya, Paman.”
Loh Gawe
:”Memangnya siapa perempuan itu, Ken Arok?”
Ken Arok
:”Dia...Ken Dedes”
Loh Gawe
:”Apa?! Ken Dedes?! Kau bercanda ken Arok?! Tidak! Kau tidak boleh jatuj cinta
kepadanya.Tidak boleh! Lupakan dia!”
Ken Arok
:”Mengapa Paman? Mengapa aku tidak boleh jatuh cinta kepada ken dedes?! Apa
karena dia adalah isteri majikanku?memangnya aku salah mencintai istri
majikanku? Aku tidak akan melupakannya.”
Loh Gawe
:”Tapi ken arok...”
Ken Arok
:”Sudahlah paman, aku pamit pulang.”
Tak butuh waktu lama ken Arok beradaptasi dengan
lingkungan barunya. Ia tak hanya menjadi pengwal pribadi tunggul ametung,
Tetapi iapun menjadi salahsatu orang kepercayaan Tunggul ametung.
*Di kamar
Ken Arok
:”Aku ini tampan, gagah, dan mempesona. Seharusnya, aku yang duduk bersama ken
dedes untuk memimpin tumapel ini, bukan Tuanmu yang lemah itu. Bahkan mengantar
laporan pemerintah ke kota saja, ia tak mampu, selalu aku yang melakukannya.
Dan seharusnya aku yang menjadi dia...Hmmm sebaiknya dia mati!. Yaaaa itu dia,
sebaiknya dia mati saha. Hahaha”
Beberapa hari kemudia ia menemui Mpu Gandring, seorang
pengrajin keris terkenal di tumapel.
Ken Arok
:”Ki...Aku hendak memesan keris sakti darimu, buatkanlah aku keris paling sakti
yang pernah buat. Akan ku bayar berapapun harganya.”
Mpu Gandring :”Baiklah anak muda, akan ku buatkan engkau
keris sakti di jagat raya ini. Namun mungkin waktunya agak lama. 5-6 bulan.
Baru engkau mengambilnya”
Ken Arok
:”Tak masalah ki, yang terpenting kerisnya sesuai pesananku. Sakti! Baiklah ki
kalau begitu aku pamit.”
Mpu Gandring :”silakan.”
-Tiga Bulan Kemudian-
Ken Arok
: (Gelisah) aku harus menunggu 3 bulan lagi untuk menghabisi tunggul ametung?
Oh tidak! Itu terlalu lama! Sekarang aku sudah tidak tahan melihatnya membelai
ken Dedes. Ya! Tidak! Aku harus menemui mpu gandring sekarang juga”
Ken arok pun menemui Mpu Gandring
Ken Arok
:”Ki... Bagaimana Keris pesananku?”
Mpu Gandring :”Sabarlah wahai anak muda. Sudah kubilang aku
butuh waktu 6 Bulan. Untuk membuat keris ini. Jadi, kau bisa datanag kemari 3
bulan lagi.”
Ken Arok
:”Tidak ki! Itu terlalu lama. Aku tidak mau menunggu lebih lama lagi, aku ingin
mengambilnya sekarang!”
Mpu Gandring :”Tapi anak muda, keris ini belum sempurna.”
Ken Arok
:”Aku sudah tidak peduli! Sempurna atau tidak! Aku ingin keris itu sekarang
juga. Aku sudah tidak sabar menghabisi tunggul ametung!”
Mpu Gandring :”Apa?! Kau ingin meghabisi Tunggul Ametung?
Dengan keris ini? Tidak anak muda! Tidak akan aku berikan keris ini pdamu!”
Ken
Arok :”Apa urusanmu ki? Cepat berikan keris
itu!”
Mpu Gandring :”Tidak! Tidak ken Arok! Tidak!”
Ken
Arok :”Baiklah ki, jika aku merebutnya dengan
cara kasar!”
*Ken Arok dan Mpu Gandring berkelahi . Lalu keris itu
direbut oleh ken arok, serta ditusuknya perut Mpu Gandring. Dan di ujung
ajalnya Mpu Gandring sempat menyumpahkan kutukan kepada keris itu yang di pegang
oleh ken arok.
“Benar benar tak tahu diuntung kau Ken
Arok! Keris itu suatu saat akan membunuhmu dan keturunan-keturunanmu. Camkan
itu!”
Lalu Mpu Gandring pun meninggal. Dan ken arok pun
meninggalkan jasadnya yang sudah terkujur kaku sendirian, sebelum ada yang
melihatnya
*Di perjalanan
Kebo Ijo
:”Ken Arok, apa yang kau bawa itu? Bolehkan aku melihatnya?”
Ken Arok
:”Tentu saja, ini kerusku. Sangat sakti! Kau Suka?”
Kebo Ijo
: (Sambil melihat-lihat keris)Waaah! Bagus sekali, aku sangat suka! Boleh aku
meminjamnya?”
Ken Arok
:”Hmmm Boleh”
Kebo Ijo
:”Benarkah ken arok?boleh tidak aku mengaku mengaku pada teman-teman bahwa
keris itu miliku? Kumohon ken arok! Aku ingin membuat mereka terkesan.”
Ken Arok
:”Silakan saja aku tidak masalah”
Kebo Ijo
:”Wah,kau baik sekali ken arok, terimakasih , kalau begitu aku pinjam ya.”
Kebo Ijo pun memamerkan keris itu kepada
teman-temanya. Dalam hati Ken arok ia berkata :
“Biarlah orang orang mengira bahwa keris itu miliknya,
justru itu akan mempermudah rencanaku.”
Lalu 2 orang gadis berjalan menuju rumah Mpu Gandring,
yang bertujuan akan memesan keris itu.
Gadis A
:”Permisi ki.. Akiii...(Mengetuk pintu)
Gadis B :”Kii.. Permisi.. kau ada didalam kan?”
Gadis A
:”Eh! Puntunya tidak dikunci,”
Gadis B :”Benar, ayo masuk.”
Dua gadis tersebut terkejut melihat Mpu Gandring sudah
terkujur kaku oleh darah di sekujur tubuhnya.
Gadis B :”Ya tuhan! Kiii...!” (Panik)
Gais A :”Bagaimana ini?” (Panik)
Lalu gadis A memeriksa nadinya untuk memastikan. Dan
ternyata ia memang telah meninggal. Lalu mereka mencari pertolongan kepada
warga.
Warga 1
:”Ada apa nona?”
Gadis A
:”Tolong kami pak, Bu”
Warga 2
:”Ia, tapi, apa yang terjadi?”
Gadis
A
:”Mari ikut saya pak, bu”
*Di rumah Mpu Gandring
Warga 2
:”Oh! Yaampun! Apa yang sudah terjadi pada Mpu, nona?”
Gadis
B :”Entahlah. Kami pada saat itu hanya
mengunjungi Mpu, namun, ia tidak menjawab panggilan kami. Kami terus
panggil-panggil dia. Tapi tetap sahaja tidak ada jawabnya. Laju ku buka
pintunya. Dan itu tidak terkunci. Dan saat kami masuk, ia telah tergeletak
lemas tak bernyawa setelah kami periksa. Pak... Bu... sungguh! Kami tidak tahu
apa-apa mengenai ini.”
Warga 4
:”Yasudahlah. Lebihbaik kita urus jenazahnya. Kita harus menyemayamkannya.
Beliau hanya sebatang kara, dia hidup sendiri.”
*Mpu gandring pun disemayamkan di desa tersebut.
Kebo Ijo
:”(Menghampiri orang-orang berkerumunan) Hai! Lihatlah, apa yang ku bawa!”
Dewi
:”Memangnya apa yang kamu bawa itu?”
Kebo Ijo
:”Ini keris baru milikku! Sakti mandraguna! Kalian pasti tidak punya kan?”
Arum :”Alaah! Aku tidak percaya itu keris
milikmu! Coba lihat keris milikmu itu, sekedar memastikan saja.” (Wajah bosan)
“Woow! Alangkah bagusnya keris ini, bentuknya, lengkukanya, dan warnanya sangat
mempesona! Tetapi, tadak termasuk pemiliknya!”
Kebo Ijo
:”Alah, kau pasti bohong kan? Pasti engkau terpukau dengan keris ini.”
Arum
:”ngarep sekali kau!” (Membanting badan ke belakang, lalu pergi)
Dewi :”Bolehkan, aku melihat kerismu?”
Kebo Ijo
:”Silakan.”
Dewi
: (Mengamati seluruh bagian keris)
Kebo Ijo
:”Bagaimana? Indah bukan? Apakah kau mau pinjam?”
Dewi
:”Benarkah? Kau sudi meminjamkanya?”
Kebo Ijo
:”Hahaha! Ya tidak lah!”
*Lalu kebo ijo pun memamerkan keris itu ke seluruh
desa, bahkan ke bagian di istana
Kebo Ijo
: (Mengendap-endap) Ken Arok! Ini kerismu, terimakasih ya, tapi, kau jangan
memperlihatkan kepada orang orang, kalau ini kerismu, soalnya, mereka sudah
mengira bahwa keris ini milikku.”
Ken Arok
:”Kau tenang saja, keris ini tidak akan ku keluarkan, aku membelinya hanya
untuk sekedar koleksiku saja.”
Kebo
Ijo
:”Sekali
lagi terimakasih ya Ken Arok!” (memegang tangan ken Arok)”
*2 Hari kemudian di Ruang Kerja Tunggul Ametung
T.Ametung :”Ken
Arok! Kemarin baru saja Tumapel mendapatkan penghargaan dari pemerintah
kota. Sayangnya, kau tidak mendampingiku kemarin. Padahal penghargaan ini juga
berkat bantuanmu.”
Ken Arok
:”Tidak perlu berlebihan paduka,hamba sangat senang pabila hamba membantu
paduka. (Tak lama) “Paduka! Itu ada serangga besar di punggungmu!”
T.Ametung :”Oh
ya?! Tolong Ken Arok, tolong singkirkan binatang ini.”
*Lalu Tunggul Ametung membalikan badanya dan Ken Arok
mengeluarkan kerisnya. Pada saat Ken Arok berkata “Sudah paduka” Tunggul
Ametung membalikan badannya. Lalu spontan Ken Arok menusuk Tunggul Ametung
dengan kejam. Hingga ia meninggal di tempat itu. Dan tak lama Ken Dedes pun
datang.
Ken
Dedes :”Kanda...! apa yang kau lakukan pada
suamiku Ken Arok?”
Ken Arok
: (Membungkam mulut ken dedes) “Dengarlah, Ken Dedes, aku melakukan ini
untukmu. Demi engkau!”
Ken Dedes
:”Untuk apa? Aku tidak menyangka kau begitu Ken Arok!”
Ken Arok
:”Aku tahu kau tidak nyaman denganya. Kau hanya menggunakan topeng kebohonganmu
di depan umum. Kau sebenarnya tersiksa! Kau selalu menangis tiap malam. Aku
tahu itu!”
Ken Dedes
:”Kau tahu dari mana ken Arok?”
Ken Arok
:”Tak penting ! yang terpenting, aku sudah membebaskanmu dari laki laki keji
nan busuk ini!”
*Ken Dedes hanya diam menangis. Tidak tahu harus apa
Ken Arok
:”Tolong jaga rahasia ini Ken Dedes”
*Ken Dedes pun masih tidak menjawab karena tangisnya
yang mendalam terus berujung lama. Tak lama ken arok memanggil para prajurit di
Istana.
Ken Arok
:”Tolong! Tolong prajurit! Kemarilah”
Prajurit 1
:”Apa yang terjadi dengan paduka?!”
Ken Arok
:”Paduka dibunuh oleh seseorang! Dan yang mulia Ken Dedes telah
menemukannya seperti ini dan tolong cari siapa pembunuhnya! Dia harus dihukum
mati!”
Prajurit
2 :”Lantas? Apa yang kami bisa lakukan,
sedangkan kami tidak tahu siapa
pembunuhnya!”
Ken Arok
:”Keris ini! Ya! Cari siapa pemiliknya! Saya menemukan ini tergeletak di
samping paduka! Sepertinya dia panik hingga meninggalkan bukti”
Prajurit
1 :”Sepertinya saya mengenali keris ini! Ini
seperti tidak asing! Ya! Itu adalah keris
Kebo Ijo! Kemarin kemarin ia
hendak memamerkannya!”
Prajurit 2
:”Kau yakin? Tidak menuduhnya?”
Prajurit 1
:”Sangat yakin! Kemarin dia memamerkannya di kerumunan orang orang di istana”
Ken Arok
:”Baiklah, tolong jangan berisik. Kita akan menangkapnya. Agar ia tidak kabur.
Dan setelah ini, kita akan menyemayamkanya. Lalu kita langsung tanggap si
keparat Kebo Ijo”
*Setelah penyemayaman Tunggul Ametung. Di ruang tengah
istana
Ken Arok
:”Kau masih marah padakau Ken Dedes?”
Ken Dedes
:”Aku tidak tahu harus mengatakan apa padamu. Apakah aku harus bertrimakasih
jikalau kau telah membebaskanku? Atau ... apalah.. aku tidak mengerti ini
semua” *lalu pergi
*Dan kebo ijo diseret ke alun alun
Ken Arok
:”Jadi kau pemunuh paduka?!”
Kebo Ijo
:”Bukan Aku Ken Arok! Sungguh bukan aku!”
Ken Arok
:”kamu tahu ini? *menunjukan keris* ini keris milikmu kan? Mereka...para warga
tahu kalau ini keris milikmu!”
Kebo Ijo
:” Wahai warga dan
semuanya , aku ingin mengatakan bahwa keris itu...”
Ken Arok
:” (menusukan keris) ini adalah hukuman
yang pantas untuk seorang pembunuh ,
Kebo Ijo pun meninggal sebelum mengatakan bahwa keris
itu sebenarnya adalah milik ken arok”
Beberapa minggu kemudian
Ken
Arok : “Ken dedes , sudah lama aku
menendam perasaan ini kepadamu . aku mencintaimu, maukah kau menjadi istriku
Ken Dedes
: “Ya , aku bersedia”
Ken
Arok dan ken dedes pun akhirnya menikah , ken arok akhirnya naik tahta
menggantikan T. Ametung
Beberapa tahun kemudian , Tumpel yang di pimpin oleh
ken arok mengalami banyak kemajuan , beberapa orang kaum brahmana merasa perlu
bekerja sama dengan ken arok untuk meruntuhkan kerajaan kediri
Perwakilan kaum brahmana : “Yang mulia ken arok , kami datang
kemari ingin menawarkan kerjasama dengan yang mulia untuk
meruntuhkan kerajaan kediri marilah kita bersama sama melepaskan diri dan membangun
kerajaan kita masing masing”
Ken Arok
: “Memangnya apa rencana kalian
?”
Merekapun membisikan tentang rencana ereka pada ken
arok
Rencana penyerangan pun mulai di agendakan , akhirnya
setelah di lakukan penyerangkan , pasukan kediri pun dapat di kalahkan tumapel
pun melepaskan diri dari kerajaan kediri dan berkembang menjadi kerajaan yang
di kenal dengan nama “Singosari”
Anak
dari ken dedes dan T.Ametungpun mulai beranjak dewasa, dia bernama anusapati.
Anusapati merasa ken arok pilih kasih . ken arok lebih menyayangi adiknya
TohJaya
Anusapati : “Ibunda , mengapa ayahanda seperti menyayangi
Tohjaya daripada aku , apa jangan jangan benar
apa yang aku dengar dari beberapa orang bahwa aku ini bukan anak kandung
ayahanda”
Ken dedes : “Benar nak , ayah kandung mu meninggal ketika
kamu masih dalam kandungan , ibu sengaja tidak memberitahumu , karena ibu rasa
itu lebih baik.”
Anusapati : “Jadi ternyata apa yang mereka katakan itu
benar ? pantas saja ayah lebih menyayangi Tohjaya , ayah krnapa pada saat itu
meninggal ?”
Ken dedes : “Ayah kandungmu di bunuh oleh seseorang nak
(sambil meneteskan air mata)”
Anusapati :” katakan padaku bu, siapa pembunuhnya ?”
Ken dedes : (diam)
Anusapati : “mengapa ibunda diam ? apakah ibunda
menyembunyikan sesuatu dariku ?”
Ken dedes : “ Baiklah anakku , mungkin sudah saat nya kamu tau ,
orang yang membunuh ayahmu itu adalah ken arok (menangis)”
Anusapati : “Benarkah bunda ? aku tak percaya dengan
semua ini ( menangis tak percaya)”
Ken dedes :” Benar nak, maafkan ibunda baru mengatakannya
sekarang “
Anusapati : “Keparat ! aku tidak akan membiarkan dia hidup
tenang ibunda , dia harus membayar mahal apa yang ia lakukan”
Ken Dedes : “ jangan nak , kau tidak tau bagaimana ken arok ,
ibu hanya tidak mau terjadi apa apa pada mu “
Anusapati :” tenanglah ibunda , aku tau menghadapi
orang seperti dia”
Dikamar
Anusapati : “Ken Arok harus mati ! tapi aku tak mau
membunuhnya dengan tanganku sendiri yah , aku tahu siapa yang bisa aku
andalkan”
Anusapati memanggil kipangalasan
Ki pangalasan : “ada apa pangeran memanggil saya ?”
Anusapati : “kau mau ini ? (emas banyak
dan perhiasan)”
Ki pangalasan : “ini untuk hamba pangeran ?”
Anusapati : “Tentu saja , tapi kau harus lakukan
sesuatu untuk ku”
Ki pangalasan : “Apa itu pangeran ?”
Anusapati : “Bunuh ken arok untuk ku !”
Ki pangalasan : “Mengapa pageran ingin hamba
membunuh paduka raja ?”
Anusapati : “Sudahlah lakukan saja , aku tau
kau pun sering di perlakukan kurang baik oleh ken arok , maka dari itu maka
sekarang saat nya kau balas dendam”
Ki pangalasan : “bauiklah pangeran hamba tunduk !”
Anusapati : “Ini keris yang akan kau gunakan
untuk membunuh ken arok , aku sudah mempersiapkan smuanya , setelah ken arok
tertidur nanti , itulah waktunya untuk menghabisinya ! setelah kau
berhasil menghabisinya temui aku di gudang , akan ku bawa seluruh perhiasan dan
emas untukmu “
Anusapati : “Dayang , mana makanan untuk
aduka raja ?”
Dayang 1 : “Ini pangeran.”
Anusapati : “yasudah biarkan aku yang
memberikannya.”
Dayang 1 : “Silahkan pangeran”
Anusapati Mencampurkan ramuan tidur ke makanan ke arok
Anusapati : “ini ayahanda makanan untuk anda”
Ken arok : “Terimakasih anusapati ,
mengapa engkau yang mengantarkannya”
Anusapati : “Tidak apa-apa ayah , sekalian aja tadi
ingin menemui ibu , aku kira ibu bersama ayah”
Ken arok : “Tidak , ibu mu sedang keluar”
Anusapati : “ Baiklah ayah , aku permisi”
*Anusapati mengamati ken arok makan dari jendela
Ken arok : “Ngantuk sekali (tidur)”
Anusapati : “Ki pangalasan sekarang saatnya kau
jalankan tugasmu , aku akan mengalihkan perhatian orang orang di istana . “
Ki pangalasan : “Baik pangeran”
Ki pangalasan pun masuk ke kamar ken arok
Ki pangalasan : “maaf kan hamba yang mulia
(menusuk keris) ken arok pun meninggal”
*Di gudang
Anaspati : “Bagaimana ? Berhasil ?”
Ki pangalasan : “iyya pangeran “
Anusapati
:” Bagus sekali ki , ini untuk mu (emas dan perhiasan)”
Ki pangalasan :” terimakasih pangeran , ini kerisnya
pangeran”
Anusapati
:” senang bekerja sama dengan mu ki”
*Ki pangalaspun terpesona dengan emas dan perhiasan
yang ia dapatkan tanpa di duga Anusapati menusuk ki pangalasan dari belakang
Anusapati
:” (menusuk)”
Ki pangalasan :” Pangeran ... (meninggal)”
*Anusapatipun naik tahta menjadi raja menggantikan ken
arok , namun Tohjaya terlihaat tidak setuju
Toh jaya : “dengar anusapati kau tidak pantas menjadi raja ,
akulah yang lebih pantas , sebab aku anak kandung dari raja ken arok”
Anusapati :” tidak , kau tidak pantas memimpin singosari ini .
ayahmu pun tidak pantas sebab dia yang telah merebut sanggah sana ini dari
ayahku T. Ametung”
Toh jaya : “Aku tau dialah pembunuh ayahku ken arok
, dia akan mati cepat atau lambat , aku akan membalaskan dendam ayahku dan
merebut singgah sana , dinggo sari darinya”
*Suatu heri kerajaan mengadakan perlombaan adu ayam ,
karena anusapati menyukainya ,
Toh Jaya :” Larasati , aku tau kau sakit hati dengan
anusapati karena dia telah menghianatimu dan lebih memilih wanita lain”
Larasati :” Benar , aku memang sakit hati olehnya
dan aku sangat benci padanya”
Toh Jaya :” maka itu aku ingin menajakmu bekerja sama
untuk menhancurkannya”
Larasati : “Caranya ?”
Toh Jaya : “(Membisikan rencana untuk menghabisi anusapati)”
Anusapatipun sedang asik menonton perlombaan adu ayam
yang di selenggarakannya . kemudian larasati menghampirinya
Larasati :” anusapati , tolong aku , aku sangat butuh
bantuan mu”
Anusapati : “tapi aku bukan siapa siapamu lagi”
Larasati :” aku mohon bantulah aku kali ini saja , aku berjanji
aku tidak akan menggangumu lagi”
Anusapati :” kau butuh bantuan apa ?”
Larasati : “mari ikut denganku”
*Larasati berhasil mengarahkan anusapati ke tempat
yang sudah ia dan Toh jaya renncanakan , saat anusapati lengah , Toh jaya
angsung menusuknya hingga meninggal.
*Toh jaya pun naik tahta menjadi Raja menggantikan
Anusapati yang meninggal, Namun tak berlangsung lama sebeb banyaknya mendapat
protes dari warga dan elit istana. Akhirnya kursi kepemimpinan pun diduduki
oleh Ranggawuni.
*Beberapa tahun kemudian*
Ranggawuni : “Wahai warga-wargaku, aku sudah
tua, aku akan mempercayakan singosari ini pada putraku Kartanegara. Maka
sambutlah Raja baru kalian.”
Warga
: *tepuk tangan*
*Pada masa pemerintahan kertanegara, singosari
mencapai puncak kejayaannya*
Kertanegara : “Aku ingin melakukan usaha
peluasan daerah, ku utus kau Mahesa anabrag untuk memimpin ekspedisi ini, kita
harus menggulingkan kekuasaan kerajaan Sriwijaya, kita juga harus mencegah
pengaruh cina.”
Mahesa
: “Baik yang mulia.”
*Mahesa dan pasukannya pun berangkat untuk melakukan
ekspedisi yang di perintahkan Kartanegra, namun ternyata cina mengirimkan
wakilnya untuk menemui Kartanegra untuk melakukan perjanjian damai.
Wakil cina : “Saya kemari
ingin mengajak paduka berdamai, agar tidak melakukan perlawanan lagi kepada
kami, bagaimana paduka?”
Kartanegara : “Mohon maaf, saya tidak
mau.”
Wakil cina : “Tapi
paduka….”
Kertanegara : “Silahkan, pintu keluar di
sebelah kiri!”
*Diam-diam penguasa Kediri, Jayakatwangyang juga
merupakan besan Kartanegara merencakan upaya penyerangan terhadap singosari.
Jaya katwang : “Singosari sedang lemah, banyak
pasukannya yang dikirim untuk ekspedisi pamalayu, ini saatnya kita melakukan
penyerangan.”
Dewi sinta : “Tapi
kanda bagaimana dengan anak kita ardajaya.”
Jaya katwang : “Tenang istriku! Anak kita pasti
berpihak pada kita.”
*Kerajaan Singosari*
Winarti
: “Salam hormat paduka, hamba mendapatkan kabar bahwa Jaya katwang lusa akan
mrnyerang Singosari.”
Kertanegara : “Apa-apaan ini? Sialan!
Kamu boleh pergi winarti, kabari jika ada perkembangan.”
Winarti
: “Baik paduka.”
Kertanegara : “Dayang, tolong panggilkan
Raden wijaya dan Ardajaya.”
Dayang II
: “Baik pauka Raja”
Kertanegara : “Kediri, lusa akan meakukan
penyerangan kepada Singosari, maka dari itu aku mengutus kalian berdua untuk
memimpin perlawanan ini.”
Raden wijaya :” Baik ayahanda!”
Kertanegara : “Mengapa kau diam saja Ardajaya? Aku tau
apa yang ada dalam benakmu, oleh sebab itu ku beri waktu satu malam saja untuk
berpikir.”
*Dikamar*
Saraswati :
“Kanda, bagaimana ini? Apa kanda akan berpihak pada ayah Jaya katwang? Dia
tidak seharusnya mengibarkan bendera perang, kita ini keluarga kanda.”
Ardajaya
: “Berisik Saraswati, aku sedang pusing. Tinggalkan aku sendiri!”
Saraswati
: “Baiklah.”
Dayang 3
: “Pangeran Ardajaya, ini ada surat untuk pangeran.”
“kang mas temui aku di tempat biasa!”-adikmu Lira”
Ardajaya
: “Ada apa Lira?”
Lira
: “Kang mas, kau harus ikut pulang denganku ke Kediri.”
Ardajaya :” Apa yang membuatku harus memilih Kediri
dari pada Singosari?”
Lira
: “Kangmas kau itu disana tidak dianggap. Kartanegara lebih membanggakan
menantu kesayangannya Wijaya dari pada kau dan Kartanegara pasti akan lebih
memilih wijaya untuk menggantikannya menjadi Raja dari pada kau, jadi lebih
baik kau pulang ke Kediri.”
Ardajaya
:” Kau benar adikku, tapi bagaimana dengan istriku?”
Lira
: “Tenang kang mas semuanya bisa diatur!”
*Kerajaan Singosari*
Winarti
:” Hormat saya paduka Raja!”
Kertanegara :” Ada apa Winarti”
Winarti
: “Hamba melihat pangeran Ardajaya di Kediri, beliau sudah bergabung dengan
pasukan penyerangan Kediri.”
Kertanegara : “Sudah kuduga, baiklah kau
boleh pergi Winarti.”
Winarti
: “Baik yang mulia.”
Saraswati
: “Apa? Kanda Ardajaya memilih untuk membela ayahnya? Kau seungguh tega kanda,
kau telah meninggalkanku. “
Dewi
sinta : “Sudahlah anakku, kau harus
merelakannya.”
Saraswati
: “Tapi ibu…”
*Keesokan harinya perangpun tak dapat dihindari, karena
kekurangan personel akhirnya Singosari kalah! Kertanegara meninggal dalam
tragedi ini. Maka runtuhlah kerajaan Singosari.
S E L E S A I