Zat tunggal adalah zat yang dapat dibedakan menjadi unsur dan senyawa. Unsur sendiri merupakan zat tunggal yang materinya tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang lebih sederhana. Sebab materi unsur zat tunggal adalah tidak terlalu banyak. Contoh unsur adalah besi (Fe), emas (Au), karbon (C), nitrogen (N), aluminium (Al), dan oksigen (O).
Di alam ini hanya
terdapat 90 jenis unsur yang sudah tercantum di dalam sistem periodik unsur.
Akan tetapi perkembangan ilmu pengetahuan membuat para ilmuwan berhasil membuat
unsur-unsur baru. Saat ini jumlah unsur di bumi tidak kurang dari 114 jenis
unsur. Kemungkinan jumlah tersebut akan bisa bertambah lagi sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan.
Setiap unsur memiliki
suatu lambang yang disebut lambang unsur atau lambang atom. Sejarah mencatat
cara pemberian nama lambang atom yang digunakan sekarang ini merupakan penemuan
dari Jons Jakob Berzelius (1779-1848). Setiap unsur diberi lambang dengan satu
huruf besar di awal yang merupakan nama Latin unsur yang bersangkutan.
Unsur yang ditemukan
keberadaannya di alam seperti oksigen, hidrogen (H), kalsium (Ca), dan besi
(Fe).
Jenis-Jenis Unsur
Unsur kimia dibedakan
berdasarkan bentuknya menjadi 3 jenis, yaitu unsur kimia padat, unsur kimia
cair, dan unsur kimia gas. Kemudian unsur kimia juga dibedakan berdasarkan
tabel periodik unsur, yaitu unsur logam, unsur non-logam, dan unsur semi logam.
Unsur Logam
Unsur logam dalam zat
tunggal adalah unsur yang biasanya tampak mengkilap. Wujud unsur logam ini
padat dalam kondisi normal. Akan tetapi unsur logam bisa mencair apabila diberi
reaksi (ketika dipanaskan). Untuk menempa dan membentuk logam menjadi sesuatu
yang diinginkan, logam harus mencapai titik didih dan titik leleh yang sangat
tinggi. Titik didih dan titik leleh ini pun berbeda-beda dari setiap logam.
Panas untuk melelehkan tembaga berbeda dengan panas untuk mematangkan besi.
Unsur Non-Logam
Unsur non-logam dalam
zatu tunggal adalah unsur yang bisa berwujud padat, cair maupun gas. Wujud
unsur non-logam ini biasanya tidak mengkilap seperti logam. Ia juga tidak bisa
ditempa dan dibentuk. Biasanya unsur non-logam tidak bisa menghantarkan arus
listrik. Titik didih dan titik leleh unsur non-logam pun juga sangat rendah.
Contoh unsur non-logam adalah karbon (C), oksigen (O), Neon (Ne), Nitrogen (N),
dan hydrogen (H).
Unsur Semilogam
Jenis unsur yang ketiga
ini juga dikenal sebagai unsur metalloid. Sebab unsur semilogam memiliki sifat
antara logam dan nonlogam. Unsur semilogam dalam zat tunggal wujudnya bisa
mengkilap atau bahkan tidak mengkilap. Contoh unsur semolgam adalah boron (B),
silikon (Si), germanium (Ge), dan arsenik (Ar).
Senyawa
Zat tunggal adalah zat
yang dapat dibedakan menjadi unsur dan senyawa. Senyawa adalah zat tunggal yang
dapat diuraikan kembali menjadi zat lain yang lebih sederhana melalui reaksi
kimia. Senyawa merupakan gabungan dari dua unsur atau lebih, seperti senyawa
air (H20). Air merupakan gabungan dari unsur oksigen dan hidrogen yang keduanya
berbentuk gas. Namun ketika menyatu berubah menjadi cair. Sebaliknya air
bisa diuraikan menjadi oksigen dan hidrogen.
Senyawa dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu senyawa asam, senyawa basa, senyawa ionik, senyawa garam,
senyawa oksida, dan senyawa organik. Senyawa asam merupakan senyawa yang jika
dilarutkan di dalam air akan menghasilkan pH kurang dari 7. Sedangkan senyawa
basa merupakan senyawa yang jika dilarutkan akan menghasilkan larutan dengan pH
lebih dari 7.
Senyawa juga bisa
dibedakan berdasarkan asal pembentukannya menjadi dua, yaitu senyawa organik
dan senyawa anorganik. Senyawa organik adalah senyawa yang berasal dari mahluk
hidup, semua senyawa organik mengandung unsur karbon (C).
Senyawa anorganik
merupakan senyawa kimia yang berasal dari mineral atau batuan. Senyawa
anorganik ada yang mengandung karbon bahkan ada yang tidak.