Cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya dibagi menjadi tiga jenis adaptasi, yaitu adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku.
Selain untuk
menyesuaikan diri dengan habitat tempat tinggalnya, hewan juga beradaptasi
untuk mempertahankan kelestarian hidupnya, teman-teman.
Cara beradaptasi
morfologi, fisiologi, dan tingkah laku ini juga berhubungan erat dengan ciri
khusus hewan.
Yap, adaptasi orfologi, fisiologi, dan tingkah
laku membuat hewan memiliki keunikannya masing-masing.
Kita cari tahu
penjelasan tentang adaptasi morfologi, fisiologi, dan tingkah laku, serta contohnya, yuk!
3 Jenis adaptasi hewan dan Contohnya
Adaptasi adalah
penyesuaian tertentu pada diri makhluk hidup, yang membantunya hidup di tempat
atau lingkungan tertentu.
Adaptasi hewan dibagi menjadi tiga,
yaitu morfologi (bentuk tubuh), fisiologi (fungsi tubuh), dan tingkah laku.
Baca Juga:
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi juga
disebut adaptasi bentuk tubuh.
Beberapa jenis hewan ada
yang mengalami adaptasi morfologi atau bentuk tubuh, teman-teman.
Misalnya, ada hewan yang
memiliki bentuk kaki, bentuk paruh, atau bentuk bagian tubuh lain, yang
membantunya hidup di lingkungan tertentu.
Contoh bentuk adaptasi
morfologi antara lain:
Kaki Bebek dan Katak
Berselaput
Bebek dan katak memiliki
kaki yang berselaput untuk memudahkan mereka berenang atau bergerak di air.
Kaki bebek dan katak
yang berselaput bekerja seperti “dayung” yang permukaannya luas, sehingga mudah
untuk memberikan dorongan saat bergerak di air.
Berbagai Bentuk Paruh
Burung
Paruh burung yang
berbeda-beda disesuaikan dengan jenis makanannya.
Misalnya, burung yang
hidup di air atau sekitar laut, membutuhkan paruh yang agak panjang dan lurus.
Bentuk paruh ini membantu menahan ikan. Contohnya ada penguin, burung puffin,
dan cikalang.
Kemudian, ada burung
pemakan serangga yang paruhnya runcing. Ini berguna untuk menangkap serangga di
lubang pohon atau tanah. Contohnya burung pelatuk, burung gagak, dan burung
pipit.
Ada juga burung yang
paruhnya melengkung dan tajam, yaitu burung pemakan daging. Contohnya burung
elang dan burung hantu.
2. Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi juga
disebut adaptasi pada fungsi bagian tubuh tertentu.
Beberapa jenis hewan
tertentu mengalami adaptasi pada fungsi tubuhnya, yang membantunya bertahan
hidup. Misalnya untuk mencari makanan atau mendeteksi pemangsa.
Contoh bentuk adaptasi
fisiologi antara lain:
Ekolokasi pada
Kelelawar dan Lumba-Lumba
Ekolokasi pada hewan
merupakan bentuk adaptasi fisiologi. Ekolokasi merupakan metode yang digunakan
hewan untuk mengenali lingkungan sekitar, menggunakan bantuan suara.
Saat mencari makan di
malam yang gelap, kelelawar akan memproduksi decakan atau suara melengking
bernada tinggi yang bahkan tidak tertangkap pendengaran manusia atau ultrasound.
Suara itu terpantul
kembali ke sumber suara ketika mengenai benda.
Dari situ, kelelawar
bisa mengenali lingkungan sekitarnya.
Lumba-lumba juga
menggunakan ekolokasi dengan memproduksi suara ultrasonic untuk menemukan kawanan ikan yang menjadi
makanannya.
Hewan Berdarah Panas
Hewan berdarah panas
merupakan kelompok hewan yang memiliki kemampuan menjaga suhu tubuh tetap sama
meskipun suhu di luar tubuhnya berubah-ubah.
Mamalia dan burung yang
berdarah panas memiliki suhu tubuh yang stabil, meskipun berada di tempat
bersuhu panas maupun bersuhu dingin.
Pada hewan berdarah
panas, energi dari makanan yang dikonsumsinya akan membantu menghangatkan tubuh
jadi hangat ketika cuaca dingin.
Saat kepanasan, tubuhnya
akan melakukan pendinginan dengan mengeluarkan keringat atau ada juga hewan
yang bernapas sambil menjulurkan lidah untuk mendinginkan tubuh, seperti anjing.
3. Adaptasi Tingkah
Laku
Adaptasi tingkah laku
merupakan perilaku hewan tertentu yang dilakukan untuk menyesuaikan diri
ataupun bertahan hidup.
Misalnya, ada hewan yang
bisa mengeluarkan zat tertentu dari tubuhnya dan ada juga hewan yang bisa
mengubah warna dan pola tubuhnya.
Gurita dan Cumi-cumi
Melakukan Mimikri
Gurita dan cumi-cumi
bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dengan mimikri, yaitu
mengubah warna tubuhnya sesuai dengan warna lingkungannya.
Misalnya, gurita dan cumi-cumimenyamakan
warna tubuhnya dengan bebatuan di laut atau warna yang menarik perhatian.
Gurita dan bunglon
melakukan ini untuk melindungi dirinya dari bahaya atau menarik mangsa.
Beruang Melakukan
Hibernasi Musim Dingin
Beruang dan beberapa
hewan lainnya berhibernasi di musim dingin.
Hewan seperti beruang,
tupai, dan lemur mengurangi aktivitas untuk menyimpan cadangan energi agar
tubuhnya tetap hangat.
Dengan begitu, suhu
tubuhnya tetap stabil dan tidak kedinginan.
Selain itu, hewan
menjaga energi tubuhnya agar tidak berkurang banyak dengan hibernasi karena
saat musim dingin mereka sulit menemukan makanan.