Selasa, 14 Februari 2023

Proyek Pelajar Pancasila KEARIFAN LOKAL "Tumpeng Simbol Keragaman Budaya"



Proyek penguatan profil pelajar Pancasila merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Kurikulum Merdeka. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila menjadi penting dilaksanakan dengan alokasi waktu khusus guna memberi kesempatan kepada peserta didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya. 

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.

Terdapat prinsip-prinsip utama dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu bersifat holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif . Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sangat bermanfaat bagi peserta antara lain untuk memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia yang aktif, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai kondisi, serta memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar. Salah satunya adalah memaknai tumpeng sebagai simbol akulturasi budaya.

SDK Sang Timur Pasuruan dalam implementasi kurikulum merdeka, melakukan kegiatan aksi nyata dengan menyelenggarakan kegiatan menghias tumpeng sebagai warisan budaya yang kaya akan makna dalam kehidupan secara kontekstual. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh siswa kelas 4. Kegiatan proyek ini diambil melalui pembelajaran IPAS kelas IV dalam materi keragaman budaya. Dalam kegiatan ini seluruh siswa terlibat secara langsung bagaimana mereka mencoba merencanakan kegiatan, mengorganisasikan kegiatan khususnya dalam mendesaign karya tumpeng dekoratif, kemudian melakukan kegiatan presentasi dengan memanfaatkan media dan peran teknologi sehingga konektifitas dan integrasi penerapan TPACK (technological Pedagogical And Content Knowledge) dalam pembelajaran menjadi lebih bermakna. Kegiatan ini didesaign dengan model pendekatan Forum Group Discussion (FGD) yang sangat kontekstual.

Dipilihnya TUMPENG juga memaknai keragaman yang terdapat di dalam kelas. Dengan segala keunikan dan latar belakang siswa menambah kekhasan kebermaknaan pembelajaran. Nilai kearifan lokal yang terkandung juga menjadi simbol harmoni kota Pasuruan, sehingga selain mendapatkan informasi dan pengetahuan, para siswa juga semakin mencintai kearifan lokal.

Pembelajaran ini juga menjadi contoh dari sebuah inovasi implementasi kurikulum merdeka (IKM) di SDK Sang Timur Pasuruan. Bahwa dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam kelas. Belajar bisa dimana saja dan kapan saja dan juga dengan siapa saja. Intervensi guru dalam membuka paradigma pembelajaran abad 21 perlu mendapat dukungan dari semua yang terlibat didalamnya. Oleh sebab itu, Komunikasi aktif, kerjasama dan peran orang tua untuk terlibat secara aktif juga menjadi faktor penentu suksesnya sebuah kegiatan.

Dari sinilah, siswa akan memiliki konsep yang matang, sehingga yang mereka pelajari bukan sebuah rangkaian kalimat dalam teks paragraph, ataupun gambar untuk dilihat dan diamati begitu saja. Maka media pembelajaran kontekstual menjadi sebuah cermin dan iklim pendidikan yang maju dan berkualitas. Kerjasama dan interaksi antar individu terbangun melalui gotong royong dalam skala kecil, saling tukar gagasan dengan menunjukan tingkat berpikir yang tinggi (HOTS) Higher Order Thinking Skill, bahu membahu menumbuhkan kesadaran kolektif yang ditunjukan dengan sikap peduli dan mengahargai perbedaan kemampuan dan kapasitas kompetensi satu sama lain, kemandirian melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Inilah nilai nilai yang harus ditumbuhkan sebagai kompetensi abad 21 yaitu Pelajar Pancasila.

Melanjutkan aksi nyata tumpeng dalam IKM di kelas IV SDK Sang Timur Pasuruan, siswa menjadi kaya literasi tentang filosofi tumpeng. Dimana, tumpeng sangat lekat kaitannya dengan perwujudan nilai toleransi, keikhlasan, kebesaran jiwa, dan kekaguman atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Jika diperhatikan, bentuk tumpeng yang mengerucut dan dikelilingi lauk-pauk serta sayuran menggambarkan simbol ekosistem kehidupan.

Sementara itu, literasi esensial berbasis konten yang di dapat peserta didik adalah ragam karya dalam memaknai bentuk nasi yang mengerucut dan menjulang tinggi melambangkan keagungan Tuhan Sang Maha Pencipta. Aneka lauk pauk dan sayuran di sekeliling nasi menjadi simbol isi alam.

Selain itu, warna nasi tumpeng yang didominasi oleh warna kuning dan putih, kedunya punya makna yang berbeda pula. Warna putih pada nasi tumpeng melambangkan kesucian, sedangkan warna kuning lebih pada kekayaan dan moral yang luhur.

Tidak ketinggalan juga dengan filosofi lauk pauk yang ada didalam sajian tumpeng seperti, ikan asin yang menggambarkan kebiasaan gotong royong. Telur rebus yang bermakna kebulatan tekad serta daging ayam yang menjadi simbol patuh terhadap Sang Pencipta. Semoga bermanfaat. Salam Merdeka Belajar, Salam Merdeka Mengajar

 


Menangkal Miskonsepsi: Menuju Implementasi Kurikulum Merdeka yang Sukses

  Menangkal Miskonsepsi: Menuju Implementasi Kurikulum Merdeka yang Sukses Kurikulum Merdeka, diluncurkan Kemendikbudristek tahun 2022, ha...