Proyek
penguatan profil pelajar Pancasila merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Kurikulum Merdeka. Proyek penguatan profil pelajar Pancasila menjadi penting
dilaksanakan dengan alokasi waktu khusus guna memberi kesempatan kepada peserta
didik untuk “mengalami pengetahuan” sebagai proses penguatan karakter sekaligus
kesempatan untuk belajar dari lingkungan sekitarnya.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang berbeda dengan pembelajaran berbasis proyek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari tema-tema atau isu penting sehingga peserta didik bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitarnya.
Terdapat
prinsip-prinsip utama dalam proyek penguatan profil pelajar Pancasila yaitu
bersifat holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif .
Proyek penguatan profil pelajar Pancasila sangat bermanfaat bagi peserta antara
lain untuk memperkuat karakter dan mengembangkan kompetensi sebagai warga dunia
yang aktif, melatih kemampuan pemecahan masalah dalam berbagai kondisi, serta
memperlihatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap isu di sekitar. Salah
satunya adalah memaknai tumpeng sebagai simbol akulturasi budaya.
SDK
Sang Timur Pasuruan dalam implementasi kurikulum merdeka, melakukan kegiatan
aksi nyata dengan menyelenggarakan kegiatan menghias tumpeng sebagai warisan
budaya yang kaya akan makna dalam kehidupan secara kontekstual. Kegiatan ini diikuti
oleh seluruh siswa kelas 4. Kegiatan proyek ini diambil melalui pembelajaran
IPAS kelas IV dalam materi keragaman budaya. Dalam kegiatan ini seluruh siswa
terlibat secara langsung bagaimana mereka mencoba merencanakan kegiatan,
mengorganisasikan kegiatan khususnya dalam mendesaign karya tumpeng dekoratif,
kemudian melakukan kegiatan presentasi dengan memanfaatkan media dan peran
teknologi sehingga konektifitas dan integrasi penerapan TPACK (technological
Pedagogical And Content Knowledge) dalam pembelajaran menjadi lebih bermakna. Kegiatan
ini didesaign dengan model pendekatan Forum Group Discussion (FGD) yang sangat
kontekstual.
Dipilihnya
TUMPENG juga memaknai keragaman yang terdapat di dalam kelas. Dengan segala
keunikan dan latar belakang siswa menambah kekhasan kebermaknaan pembelajaran.
Nilai kearifan lokal yang terkandung juga menjadi simbol harmoni kota Pasuruan,
sehingga selain mendapatkan informasi dan pengetahuan, para siswa juga semakin
mencintai kearifan lokal.
Pembelajaran
ini juga menjadi contoh dari sebuah inovasi implementasi kurikulum merdeka
(IKM) di SDK Sang Timur Pasuruan. Bahwa dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya
berlangsung di dalam kelas. Belajar bisa dimana saja dan kapan saja dan juga
dengan siapa saja. Intervensi guru dalam membuka paradigma pembelajaran abad 21
perlu mendapat dukungan dari semua yang terlibat didalamnya. Oleh sebab itu, Komunikasi
aktif, kerjasama dan peran orang tua untuk terlibat secara aktif juga menjadi
faktor penentu suksesnya sebuah kegiatan.
Dari
sinilah, siswa akan memiliki konsep yang matang, sehingga yang mereka pelajari
bukan sebuah rangkaian kalimat dalam teks paragraph, ataupun gambar untuk
dilihat dan diamati begitu saja. Maka media pembelajaran kontekstual menjadi
sebuah cermin dan iklim pendidikan yang maju dan berkualitas. Kerjasama dan interaksi antar individu terbangun melalui gotong royong dalam skala kecil, saling tukar gagasan dengan menunjukan tingkat berpikir yang tinggi (HOTS) Higher Order Thinking Skill, bahu membahu menumbuhkan kesadaran kolektif yang ditunjukan dengan sikap peduli dan mengahargai perbedaan kemampuan dan kapasitas kompetensi satu sama lain, kemandirian melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Inilah nilai nilai yang harus ditumbuhkan sebagai kompetensi abad 21 yaitu Pelajar Pancasila.
Melanjutkan
aksi nyata tumpeng dalam IKM di kelas IV SDK Sang Timur Pasuruan, siswa menjadi
kaya literasi tentang filosofi tumpeng. Dimana, tumpeng sangat lekat kaitannya
dengan perwujudan nilai toleransi, keikhlasan, kebesaran jiwa, dan kekaguman
atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Jika diperhatikan, bentuk tumpeng yang
mengerucut dan dikelilingi lauk-pauk serta sayuran menggambarkan simbol
ekosistem kehidupan.
Sementara
itu, literasi esensial berbasis konten yang di dapat peserta didik adalah ragam karya dalam memaknai bentuk nasi yang mengerucut dan menjulang tinggi melambangkan keagungan
Tuhan Sang Maha Pencipta. Aneka lauk pauk dan sayuran di sekeliling nasi
menjadi simbol isi alam.
Selain
itu, warna nasi tumpeng yang didominasi oleh warna kuning dan putih, kedunya
punya makna yang berbeda pula. Warna putih pada nasi tumpeng melambangkan
kesucian, sedangkan warna kuning lebih pada kekayaan dan moral yang luhur.
Tidak
ketinggalan juga dengan filosofi lauk pauk yang ada didalam sajian tumpeng
seperti, ikan asin yang menggambarkan kebiasaan gotong royong. Telur rebus
yang bermakna kebulatan tekad serta daging ayam yang menjadi simbol patuh
terhadap Sang Pencipta. Semoga bermanfaat. Salam Merdeka Belajar, Salam Merdeka Mengajar