Rabu, 28 Agustus 2019

CARA MENANGGULANGI KABUT ASAP


Kabut asap yang masih menyelimuti wilayah Sumatera dan Kalimantan yang diakibatkan dari pembakaran hutan serta musim kemarau yang panjang sudah sangat mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat. Selain menghalangi jarak pandang, kabut asap juga membuat perih dan iritasi pada mata serta membuat sesak pada dada. Penggunaan maskerpun tidak banyak membantu karena pekatnya kabut asap akibat ratusan titik api yang membakar hutan khususnya wilayah Sumatera dan Kalimantan.

Ada sejumlah cara yang dapat mengurangi kepengapan akibat kabut asap. Setidaknya dapat melindungi dari resiko gangguan kesehatan akibat kabut asap. Misalkan masyarakat dianjurkan lebih banyak dan sering meminum air putih.

kebakaran hutan
Setidaknya ada Tujuh Cara Menanggulangi Kabut Asap untuk melindungi diri dari resiko gangguan kesehatan akibat kabut asap kebakaran hutan. 

1. Lebih sering untuk meminum air putih.

Manfaat air putih ini dapat meyeimbangkan sistim getah bening. Karena itu, dengan mengkonsumsi air putih lebih banyak dan sering bisa mengatasi dihidrasi dan menambah kebugaran tubuh.

2. Mengkonsumsi buah-buahan

Saran kedua yang harus dilakukan masyarakat adalah mencuci buh-buahan sebelum di konsumsi. Bahan makanan dan minuman yang di masak perlu di masak dengan baik.

3. Hindari aktivitas di luar rumah

Selain kedua saran di atas, Juga hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah atau gedung terutama bagi mereka yang yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan. Jika terpaksa untuk pergi ke luar rumah atau gedung maka sebaiknya menggunakan masker.

4. Mintalah nasehat dokter

Bagi masyarakat yang menderita penyakit paru atau jantung sebelumnya, mintalah nasehat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernafas atau gangguan kesehatan lain.

5. Berprilaku hidup bersih dan sehat

Selain berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti makan bergizi, jangan merokok, istirahat yang cukup dan yang lainnya, Usahakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah, sekolah, kantor dan ruang tertutup lainnya. Penampungan air minum dan makanan harus terlindung dengan baik.

6. Hujan Buatan

hujan buatan

Di tengah usaha yang terus dilakukan, muncul pesan berantai di Blacberry Massenger dan media sosial lainnya yang isi pesannya berbunyi:"Sediakan baskom air yang dicampur dengan garam dan diletakan di luar rumah dan biarkan menguap. Waktu penguapan yang baik adalah antara pukul 11.00 - 13.000 wib. Dengan makin banyak uap air di udara hal itu semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara,".

Menyikapi pesan berantai tersebut, Peneliti dari Meteorologi  Tropis BPPT, Dr. Tri Handoko Seto mengatakan,"secara teknis apa yang dilakukan tersebut masih tidak bisa mendatangkan hujan.  Menurutnya meski ratusan ribu orang melakukan  hal itu dengan harapan akan ada jutaan meter kubik uap air, hal itu tetap menjadi usaha yang mustahil. 

Dengan asumsi satu ember berisi 10 liter air maka total air yang akan diuapkan hanya ribuan meter kubik saja. Maka diperlukan ratusan juta ember untuk mendapatkan jutaan meter kubik uap air.Itu pun bisa terjadi apabila semua air yang di dalam ember menguap. Hal tersebut adalah sesuatu hal yang tidak mungkin.

Selain itu, proses terjadinya hujan bukanlah merupakan mekanisme mikro seperti yang disampaikan di dalam pesan berantai tersebut. Ada banyak syarat yang harus dipenuhi agar terjadi penguapan dan hujan. 

Selain penguapan dalam jumlah besar, diperlukan juga pola angin tertentu agar uang air tersebut dapat terkondensaasi di suatu wilayah. Selain itu diperlukan juga lingkungan yang mendukung. 

Untuk itu diharapkan partisipasinya bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya pada wilayah yang terkena bencana untuk melakukan hal-hal tersebut di atas agar kabut asap kebakaran hutan dapat cepat berakhir. Tiada yang tak mungkin di dunia ini apabila kita terus berusaha.

Pada saat ini air laut di sekitar Jambi, Sumatera Selatan, dan Riau tetap menguapkan airnya. Akan tetapi pola angin menyebabkan uap air tertarik ke daerah utara dan timur laut sehingga awan terbentuk di wilayah utara yang menyebabkan daerah yang terkena asap tidak terkena hujan.

Namun, selalu ada peluang perubahan pola angin pada skala yang lebih kecil yang kemudian dapat memungkinkan terbentuknya awan. Tim BPPT telah siap siaga untuk menyemai awan yang mungkin tumbuh agar menjadi hujan. 

7.  Tanaman Hias Pembersih Ruangan

Tanaman hias pembersih ruangan

National Aeronautics and Space Administration
Menurut National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan Associated Landscape Contractor of America (ALCA) yang telah melakukan peneltian terhadap beberapa jenis tumbuhan. Hasilnya beberapa tanaman hias dalam ruangan ternyata mampu menyerap polutan dan gas-gas berbahaya seperti benzena, xylene, formaldehida, xilena, nitrogen oksida dan berbagai macam zat kimia lain yang diakibatkan kabut asap pembakaran hutan yang hadir di udara sehingga ruangan Anda menjadi bersih dan sehat bagi Anda dan keluarga.

12 tanaman hias tersebut adalah:
  1. Lidah Buaya (Aloe Vera)
  2. Spider Plant (chlrophytum comosum)
  3. Gerber Daisy (Gerbera Jamesonii)
  4. Lidah Mertua (Sansevieria Trifasciata)
  5. Sirih Gading (Epipremnum Aureum)
  6. Dragon Tree (Dracaena Marginata)
  7. English Ivy (Hedera Helix)
  8. Warneck Dracaena (Dracaena Darensis)
  9. Evergreen China (Anglaonema Chrispum)
  10. Palem Bambu (Chamaedoria Selfrizii)
  11. Heart Leaf Philodendron (Phylodendron Oxycardium)
  12. Peace Lily Spathyllum)
info lengkapnya tentang 12 Tanaman Hias Sebagai Pembersih Ruangan baca:      

Sementara itu ada 5 yang di akibatkan oleh Kabut Asap kebakaran hutan yakni:

1. Iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan infeksi.

2. Kabut asap dapat memperburuk penyakit asma dan penyakit paru kronis lainnya seperti bronkitis kronis, PPOK dan lainnya. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah serta mengalami kesulitan dalam bernafas.

3. Bagi mereka yang berusia lanjut dan anak-anak dengan daya tahan tumbuh rendah akan lebih rentan untuk mendapatkan gangguan kesehatan.

4. Bahan polutan pada kabut asap pembakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi. 

5. (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh , pola bakteri atau virus dan lainnya, penyebab penyakit dan buruknya lingkungan.      

Berbagai upaya telah dilakukan oleh berbagai pihak mulai dari masyarakat hingga pemerintah dengan melakukan hujan buatan hingga do'a bersama untuk meminta hujan.

Kabut asap memang telah mendera beberapa wilayah di Indonesia seperti daerah Riau, Jambi dan Kalimantan. Masyarakat sudah begitu jenuh dengan kondisi ini dan berharap kabut asap segera menghilang dari wilayah mereka dan tidak pernah terjadi lagi pada tahun-tahun yang akan datang.

Menangkal Miskonsepsi: Menuju Implementasi Kurikulum Merdeka yang Sukses

  Menangkal Miskonsepsi: Menuju Implementasi Kurikulum Merdeka yang Sukses Kurikulum Merdeka, diluncurkan Kemendikbudristek tahun 2022, ha...