Rabu, 18 April 2018

Belajar Tak Harus Classical, SDK Sang Timur Pasuruan

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka belajar di alam terbuka (bukan di dalam kelas) merupakan alternatif untuk memberikan input berupa pengalaman atau mempraktekkan langsung suatu indikator dalam pembelajaran, seperti halnya yang dilakukan siswa-siswi kelas 3 SDK Sang Timur Pasuruan. Mereka belajar di alam bertujuan untuk mendekatkan permasalahan yang dihadapi dengan kenyataan atau fakta yang sebenarnya.

Dengan demikian setiap peserta didik dapat lebih ekspresif dalam menuangkan hasrat dan ide-idenya ketika berada dalam proses pembelajaran dan juga terbentuk sikap mandiri serta tangguh (survival child) dalam menghadapi segala tantangan ke depan.

Seringkali saya ajak mereka untuk belajar di luar kelas atau sekadar jalan-jalan ke taman raflesia, greenhouse,pembibitan, gazebo cerdas dan sekitar sekolah. Saya lihat mereka menikmati, di situlah saya bisa memasukkan pembelajaran termasuk nilai-nilai karakter dan kesangtimuran sehingga prosesnya mengalir sempurna.

Saat saya ajak siswa belajar di taman, mereka bersorak-sorai gembira. Entah karena memang kebanyakan mereka gemar belajar tentang alam atau karena rasa jenuh belajar di dalam kelas. Faktanya dengan mengajak belajar di alam terbuka, mereka terlihat semakin bersemangat dalam belajar.
Salam literasi,,
Semoga bermakna.

Senin, 16 April 2018

SDK Sang Timur Pasuruan Perform Karya MERONCE

Kegiatan merangkai dan meronce memerlukan beberapa aspek atau pengetahuan dasar untuk membuatnya, diantaranya adalah aspek tujuan dan fungsi, prinsip penyusunan dan penataan, aspek bahan, aspek teknik, aspek penyelesaian
Karya kerajinan seperti merangkai dan mer
Merangkai maupun meronce dapat berfungsi untuk alat bermain anak, benda-benda yang akan dirangkai tidak di tujukan untuk kebutuhan tertentu melainkan untuk melatih memperoleh kepuasan rasa dan memahami keindahan. Itulah proyek Tema 8 siswa kelas 3 SDK Sang Timur Pasuruan.

Mereka diminta oleh guru untuk menyelesaokan proyel terbimbing dengan orang tua dirumah untuk membuat karya roncan. Memanfaatkan media bebas anak-anak bereksplorasi dan berinovasi melalui benda-benda dekoratif.

Anak-anak dapat menghabiskan waktu belajar dan bermain berimajinasi bersama orang tua dirumah.
Secara garis besar manfaat penataan ini adalah;
a)      Melatih imajinasi melalui bentuk dan konstruksi bentuk dan bahan.
b)      Melatih ketelitian melalui kecermatan merangkai serta menyusun benda-benda tersebut.
c)      Melatih keajegan atau irama melalui urutan, tingkatan, serta kedudukan masing-masing benda terhadap benda yang lain,
d)     Melatih rasa kebersamaan, jika merangkai secara bersama-sama,
e)      Ekspresi atau mengutarakan pendapat melalui pengandaian bentuk untuk menyatakan keinginannya terhadap benda yang diminta.
Kegiatan bermain bagi anak sebenarnya merupakan latihan untuk mengenal benda serta sesuatu yang ada dilingkungan sekitarnya melalui peniruan.

Merangkai dan meronce dapat ditujukan untuk melatih kreativitas, yaitu dengan cara mengubah fungsi lama menjadi fungsi baru. Seni merangkai ini lebih cendrung dikatakan sebagai seni bentuk dengan teknik merangkai dan meronce sperti halnya yang dilakukan siswa siswi SDK Sang Timur Pasuruan.

Aspek keindahan dari merangkai dan meronce terletak pada cara menyusun benda-benda sebagai komponen rangkaian dapat menarik perhatian, antara lain:
a.       Kesatuan, yaitu prinsip menyusun yang bertujuan agar susunan tersebut menarik.
b.      Keseimbangan dengan memperhatikan masing-masing ukuran, bentuk serta pengikatnya, apakah berupa garis, warna pengikat serta yang lain.
c.       Irama adalah penyusun yang memperhatikan ukuran benda.
Dengan demikian siswa menjadi termotivasi untuk mencipta karya.

Semoga bermakna,

Kamis, 05 April 2018

Kontes Telor Paskah 2018

Kegiatan Makan Bersama dalam rangka perayaan Paskah 2018 dibuat menjadi berbeda, kali ini siswa-siswi kelas 3 makan bersama dengan menu utama telor.
Antara lain bali telor, telor kecap, telor masak krengsengan, telor dadar, telor ceplok dan aneka masakan telor lainnya.

Setelah kegiatan makan bersama usai, mereka harus mengikuti kegiatan lomba menghias telor.
Setiap siswa diberi bekal sebuah telor rebus.

Kemudian dengan segala kreatifitas dan inovasinya setiap siswa berlomba menampilkan hasil karya terbaiknya.


Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan ini, karena melalui kegiatan menghias telor dalam rangka perayaan paskah ini terdapat banyak pembelajaran dan pengalaman baru yang didapatkan.

Mereka diajak saling menghargai setiap karya dengan cara melihat lebih dekat melalui kegiatan pameran internal.


Dari kegiatan ini, nantinya akan diambil 3 terbaik untuk diikutkan kontes telur paskah 2018 yang diadakan oleh SDK Sang Timur Pasuruan.

Selamat paskah 2018, semoga dengan kebangkitan Sang Putera, kita semakin diteguhkan dalam mewujudkan kebersamaan dan persatuan.


Salam Literasi

Menangkal Miskonsepsi: Menuju Implementasi Kurikulum Merdeka yang Sukses

  Menangkal Miskonsepsi: Menuju Implementasi Kurikulum Merdeka yang Sukses Kurikulum Merdeka, diluncurkan Kemendikbudristek tahun 2022, ha...